Diabetes
Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis atau yang lebih populer disebut
sebagai diabetes, adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif
dengan gejala hiperglikemia (kadar glukosa darah lebih dari normal) yang
disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya
(Darmono, 2005).
Diabetes telah menjadi masalah kesehatan utama masyarakat global. Telah
diperkirakan bahwa jumlah penderita diabetes di seluruh dunia adalah 285 juta tahun
2010 dan akan meningkat menjadi 439 juta pada tahun 2030, dengan mayoritas peningkatan
(69%) yang terjadi di negara berkembang (Shaw JE at al, 2010). Perkiraan
jumlah orang dengan diabetes di Asia 113 juta tahun 2010 dan akan meningkat
menjadi 180 juta pada tahun 2030 (Chan et al, 2009). WHO memprediksi kenaikan jurnlah penyandang DM di Indonesia dari
8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (Perkeni,
2011)
Faktor keturunan berperan penting dalam
kejadian diabetes, didukung oleh faktor-faktor pencetus antara lain kegemukan,
kurang olahraga, makan terlalu banyak,
sering mengalami stress dan dapat pula dipicu oleh konsumsi jangka panjang
obat-obatan yang dapat menaikkan kadar gula darah seperti obat anti alergi yang
mengandung hormone kortikosteroid (Darmono, 2005).
Diabetes melitus merupakan penyakit
menahun yang akan diderita seumur hidup, namun bukti-bukti menunjukkan bahwa
komplikasi diabetes dapat dicegah dengan kendali/kontrol glikemik yang optimal.
Pengendalian DM tidak hanya ditujukan untuk menormalkan kadar glukosa darah
tetapi juga mengendalikan faktor risiko lainnya yang sering dijumpai pada
penderita dengan DM sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang
diabetes. Intervensi perubahan gaya
hidup yang meliputi aktifitas fisik dan terapi gizi medis (MNT) merupakan dasar
treatment anti hiperglikemik (Blonde, Laurence 2010).
MNT merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes
secara total. Kunci keberhasilan MNT adalah keterlibatan secara menyeluruh dari
anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan
keluarganya). Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat MNT sesuai dengan
kebutuhannya guna mencapai sasaran terapi. Prinsip pengaturan makan pada
penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu
makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
masing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya
keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan,terutama pada
mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Diet harus dilakukan secara individu
sesuai kebutuhan berdasarkan berat badan, profil lipid, obat-obatan dan gaya hidup. Total Karbohidrat
dalam diet sekitar 45-65% dari asupan energi perhari, asupan serat harus >50
gr/hari dianggap cukup, konsumsi lemak harus dibatasi tidak boleh >30% dari
total kalori. Sedangkan aktifitas fisik minimal 150menit/minggu sudah dianggap
cukup (AACE, 2007).Asupan serat orang Indonesia masih sangat rendah.
Masyarakat kurang terbiasa dengan konsumsi tinggi sayur dan buah-buahan. American
Diabetes Association (ADA) pada tahun 2008 merekomendasikan asupan serat makanan dari 14 g/1000 kkal.
Jika standar ini telah terpenuhi, maka asupan hendaknya ditingkatkan secara
bertahap hingga >50gr serat/hari. Sedangkan kolesterol tidak boleh melebihi
200 mg / hari.
Standar ADA merekomendasikan penurunan
berat badan pada penderita overweight maupun obesitas yang beresiko mengidap
diabetes dengan indikasi bahwa “ Untuk penurunan berat badan, baik diit rendah
karbohidrat, rendah lemak, dan diit rendah kalori dapat efektif dalam jangka
pendek (sampai 1 tahun). Pasien dengan diit rendah karbohidrat harus dikontrol
profil lipid, fungsi ginjal dan asupan protein (jika ada nefropati) sedangkan
obat anti hiperglikemiknya harus disesuaikan sesuai kebutuhan. Intake lemak
jenuh harus < 7% dari total kalori. Intake lemak trans harus dibatasi.
Monitoring intake karbohidrat penting untuk meningkatkan kontrol glikemik (ADA , 2010).
Pencegahan
primer untuk individu yang
berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 harus mencakup program terstruktur, menargetkan perubahan gaya hidup, dengan
strategi diet penurunan energi dan lemak.
Pencegahan
sekunder harus mencakup pola diet
sehat menekankan karbohidrat dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan,
dan susu rendah lemak. Makanan
yang mengandung sukrosa harus dibatasi tetapi dapat digantikan untuk
karbohidrat lain atau ditutupi dengan insulin atau obat penurun glukosa.
Glukosa alkohol dan pemanis nonnutritive aman dalam batas
level harian FDA US. Setidaknya 2 porsi ikan per
minggu disarankan untuk sumber
omega-3 asam lemak tak jenuh
ganda. Protein
sebaiknya tidak digunakan untuk mengobati atau mencegah hipoglikemia malam hari.
Diet tinggi protein juga tidak
dianjurkan untuk menurunkan berat badan.
Penerapan
MNT untuk pencegahan tersier, dengan
tujuan mengobati dan mengendalikan
komplikasi diabetes diantaranya komplikasi mikrovaskuler, pengobatan dan pengelolaan
risiko kardiovaskular, manajemen hipoglikemia, manajemen penyakit akut,
pengelolaan pasien dengan diabetes pada fasilitas kesehatan dan fasilitas
perawatan diabetes dalam jangka panjang. MNT penting dalam mencegah diabetes, mengelola diabetes
yang ada, dan mencegah, atau setidaknya memperlambat laju perkembangan komplikasi diabetes.
Referensi :
1. Shaw
JE, Sicree RA, Zimmet PZ. Global estimates of the prevalence of diabetes for
2010 and 2030. Diabetes
Res Clin Pract 2010;87:4-14
2. Chan
JC, Malik V, Jia W, et al. Diabetes in Asia :
epidemiology, risk factors, and pathophysiology. JAMA 2009 ;30 1 : 2 1 292140
3. ADA , 2008. American Diabetes Association Updates
Guidelines for Medical Nutrition Therapy. Diabetes Care.
2008;31(Suppl 1):S61-S78
4.
AACE,
2007. American Association of Clinical Endocrinologist Diabetes Mellitus
Practice Guideline Task Force. American Association of Clinical Endocrinologist
Diabetes Medical Guidelines for Clinical practice for Management of Diabetes
Mellitus. Endocr.Pract.2007;13(Suppl
-68)
5. American
Diabetes Association. 2010. Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes
Care.2010 ; 33 (Suppl1) s11-s61
6. Blonde,
Lawrence. 2010. Current Anti-Hiperglycemic Treatment. Guidelines and Algoritms
for Patient with Type 2 Diabetes Mellitus. The American Journal of Medicine.
123. S12-S18
7. Darmono,
2005. Pidato Pengukuhan Guru Besar : Pengaturan Pola Hidup Penderita Diabetes
untuk Mencegah Komplikasi Kerusakan Organ-organ Tubuh. FK Undip. Semarang .
8. Perkeni, 2011. Konsensus Pengendalian
dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2 di Indonesia. Jakarta
u803g5mybec610 women sexy toys,sex chair,horse dildos,prostate massagers,double dildos,sex toys,Discreet Vibrators,male sexy toys,dildo o409c4ughrw686
BalasHapus