Rabu, 13 Juni 2012

Sehat dan Bersahabat dengan Diabetes


Sehat dan Bersahabat dengan Diabetes  !

By :Ulfatun Khasanah

Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis atau yang lebih populer disebut sebagai diabetes, adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif dengan gejala hiperglikemia (kadar glukosa darah lebih dari normal) yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya (Darmono, 2005).
Diabetes telah menjadi masalah kesehatan utama masyarakat global. Telah diperkirakan bahwa jumlah penderita diabetes di seluruh dunia adalah 285 juta tahun 2010 dan akan meningkat menjadi 439 juta pada tahun 2030, dengan mayoritas peningkatan (69%) yang terjadi di negara berkembang (Shaw JE at al, 2010). Perkiraan jumlah orang dengan diabetes di Asia 113 juta tahun 2010 dan akan meningkat menjadi 180 juta pada tahun 2030 (Chan et al, 2009). WHO memprediksi kenaikan jurnlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (Perkeni, 2011)
Faktor keturunan berperan penting dalam kejadian diabetes, didukung oleh faktor-faktor pencetus antara lain kegemukan, kurang olahraga,  makan terlalu banyak, sering mengalami stress dan dapat pula dipicu oleh konsumsi jangka panjang obat-obatan yang dapat menaikkan kadar gula darah seperti obat anti alergi yang mengandung hormone kortikosteroid (Darmono, 2005).
Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup, namun bukti-bukti menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah dengan kendali/kontrol glikemik yang optimal. Pengendalian DM tidak hanya ditujukan untuk menormalkan kadar glukosa darah tetapi juga mengendalikan faktor risiko lainnya yang sering dijumpai pada penderita dengan DM sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes. Intervensi perubahan gaya hidup yang meliputi aktifitas fisik dan terapi gizi medis (MNT) merupakan dasar treatment anti hiperglikemik (Blonde, Laurence 2010).
MNT merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan MNT adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat MNT sesuai dengan kebutuhannya guna mencapai sasaran terapi. Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan,terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Diet harus dilakukan secara individu sesuai kebutuhan berdasarkan berat badan, profil lipid, obat-obatan dan gaya hidup. Total Karbohidrat dalam diet sekitar 45-65% dari asupan energi perhari, asupan serat harus >50 gr/hari dianggap cukup, konsumsi lemak harus dibatasi tidak boleh >30% dari total kalori. Sedangkan aktifitas fisik minimal 150menit/minggu sudah dianggap cukup (AACE, 2007).Asupan serat orang Indonesia masih sangat rendah. Masyarakat kurang terbiasa dengan konsumsi tinggi sayur dan buah-buahan. American Diabetes Association (ADA) pada tahun 2008 merekomendasikan asupan serat makanan dari 14 g/1000 kkal. Jika standar ini telah terpenuhi, maka asupan hendaknya ditingkatkan secara bertahap hingga >50gr serat/hari. Sedangkan kolesterol tidak  boleh melebihi 200 mg / hari.
Standar ADA merekomendasikan penurunan berat badan pada penderita overweight maupun obesitas yang beresiko mengidap diabetes dengan indikasi bahwa “ Untuk penurunan berat badan, baik diit rendah karbohidrat, rendah lemak, dan diit rendah kalori dapat efektif dalam jangka pendek (sampai 1 tahun). Pasien dengan diit rendah karbohidrat harus dikontrol profil lipid, fungsi ginjal dan asupan protein (jika ada nefropati) sedangkan obat anti hiperglikemiknya harus disesuaikan sesuai kebutuhan. Intake lemak jenuh harus < 7% dari total kalori. Intake lemak trans harus dibatasi. Monitoring intake karbohidrat penting untuk meningkatkan kontrol glikemik (ADA, 2010).  
Pencegahan primer untuk individu yang berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 harus mencakup program terstruktur, menargetkan perubahan gaya hidup, dengan strategi diet penurunan energi dan lemak.
Pencegahan sekunder harus mencakup pola diet sehat menekankan karbohidrat dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan susu rendah lemak. Makanan yang mengandung sukrosa harus dibatasi tetapi dapat digantikan untuk karbohidrat lain atau ditutupi dengan insulin atau obat penurun glukosa. Glukosa alkohol dan pemanis nonnutritive aman dalam batas level harian FDA US. Setidaknya 2 porsi ikan per minggu disarankan untuk sumber  omega-3 asam lemak tak jenuh ganda. Protein sebaiknya tidak digunakan untuk mengobati atau mencegah hipoglikemia malam hari. Diet tinggi protein juga tidak dianjurkan untuk menurunkan berat badan.

Penerapan MNT untuk pencegahan tersier, dengan tujuan mengobati dan mengendalikan komplikasi diabetes diantaranya komplikasi mikrovaskuler, pengobatan dan pengelolaan risiko kardiovaskular, manajemen hipoglikemia, manajemen penyakit akut, pengelolaan pasien dengan diabetes pada fasilitas kesehatan dan fasilitas perawatan diabetes dalam jangka panjang. MNT penting dalam mencegah diabetes, mengelola diabetes yang ada, dan mencegah, atau setidaknya memperlambat laju perkembangan komplikasi diabetes.



Referensi :
1.      Shaw JE, Sicree RA, Zimmet PZ. Global estimates of the prevalence of diabetes for 2010 and 2030. Diabetes Res Clin Pract 2010;87:4-14
2.      Chan JC, Malik V, Jia W, et al. Diabetes in Asia: epidemiology, risk factors, and pathophysiology. JAMA 2009 ;30 1 : 2 1 292140
3.      ADA, 2008. American Diabetes Association Updates Guidelines for Medical Nutrition Therapy. Diabetes Care. 2008;31(Suppl 1):S61-S78
4.      AACE, 2007. American Association of Clinical Endocrinologist Diabetes Mellitus Practice Guideline Task Force. American Association of Clinical Endocrinologist Diabetes Medical Guidelines for Clinical practice for Management of Diabetes Mellitus. Endocr.Pract.2007;13(Suppl  -68)
5.      American Diabetes Association. 2010. Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care.2010 ; 33 (Suppl1) s11-s61
6.      Blonde, Lawrence. 2010. Current Anti-Hiperglycemic Treatment. Guidelines and Algoritms for Patient with Type 2 Diabetes Mellitus. The American Journal of Medicine. 123. S12-S18
7.      Darmono, 2005. Pidato Pengukuhan Guru Besar : Pengaturan Pola Hidup Penderita Diabetes untuk Mencegah Komplikasi Kerusakan Organ-organ Tubuh. FK Undip. Semarang.
8.      Perkeni, 2011. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2 di Indonesia. Jakarta





































1 komentar: