Senin, 11 Februari 2013


PROGRAM PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA IBU NIFAS
Oleh Ulfatun Khasanah S.Gz

A.   Latar Belakang
Kekurangan vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar diseeluruh dunia terutama di Negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA sendiri juga termasuk salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang perlu mendapat perhatian untuk penanggulangannya. KVA dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan “ Nutrition Related Diseases “  yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi organ tubuh seperti menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kekurangan vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di Negara berkembang.
Dalam sidang World Health Assembly ke 59 di Genewa, Mei 2006, dibahas berbagai isu penting diantaranya mengenai masalah nutrisi bayi dan balita serta pemberantasan kebutaan yang masih menjadi masalah dunia , dengan penyebab terbanyak adalah katarak dan trachoma. Di Indonesia, xeroftalmia masih menjadi penyebab kebutaan yang disebabkan kekurangan vitamin A.
Sampai saat ini masalah KVA di Indonesia masih membutuhkan perhatian yang serius. Meskipun hasil survey Xeroftalmia (1992) menunjukkan bahwa berdasarkan criteria WHO secara klinis KVA di Indonesia sudah tidak menjadi masalah masyarakat (< 0.5%). Namun, pada survey yag sama menunjukkkan bahwa 50% balita masih menderita KVA sub klinis (serum retinol <20 ug/dl). Hal tersebut seyogyanya menjadi perhatian kita bahwa separuh dari jumlah balita di Indonesia masih terancam kebutaan karena KVA. Selain itu, cakupan vitamin A pada wilayah tertentu masih dibawah target nasional (<80%). Keadaan ini juga karena masih kurangnya kegiatan KIE tentang vitamin A.
Ibu nifas yang cukup mendapatkan vitamin A akan meningkat kandungan vitamin A dalam air susu ibu (ASI), sehingga bayi yang disusui lebih kebal terhadap penyakit. Disamping itu, kesehatan ibu lebih cepat pulih. Upaya perbaikan status vitamin A harus dimulai sedini mungkin pada masa kanak-kanak terutama anak yang menderita KVA.
Berdasarkan latarbelakang diatas, kami akan mengkaji lebih dalam tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas.
B.    Tujuan
Mengetahui alternatif cara pemberian vitamin A pada ibu nifas

C.   Pembahasan
Sekitar 1000 wanita meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan di seluruh dunia. Kekurangan Vitamin A juga mempengaruhi sekitar 19 juta ibu hamil di sebagian besar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) wilayah Afrika dan Asia Tenggara. Vitamin A berperan penting dalam penglihatan, pertumbuhan dan perkembangan fisik, serta fungsi kekebalan tubuh. Defisiensi vitamin A meningkatkan risiko buta senja dan kondisi mata lainnya seperti xerophthalmia. Negara-negara Anggota minta panduan dari WHO mengenai dampak dan keselamatan suplemen vitamin A untuk wanita postpartum sebagai strategi kesehatan masyarakat (WHO, 2011). 
Kekurangan Vitamin A juga masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di kalangan perempuan dan  anak-anak, diperkirakan mempengaruhi 190 juta anak-anak usia prasekolah dan 19 juta wanita hamil (WHO. 2009), dengan beban tertinggi ditemukan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) wilayah Afrika dan Asia Tenggara. Selama menyusui, vitamin A sangat penting untuk kesehatan ibu (Food and Nutrition Board. 2001). Asupan nutrisi vitamin A yang direkomendasikan untuk wanita postpartum adalah 850 ug retinol setara (RE)/hari (WHO, FAO. 2004), yang kemungkinan sulit untuk dicapai melalui diet saja di beberapa daerah. Diet sumber provitamin A termasuk sayuran seperti wortel, labu, pepaya dan minyak sawit merah; makanan hewani kaya preformed vitamin A adalah produk susu (susu, utuh yogurt, keju), hati, minyak ikan dan ASI (Food and Nutrition Board. 2001 and WHO, FAO. 2004).
Bayi biasanya dilahirkan dengan cadangan vitamin A dalam tubuh yang rendah. ASI yang dihasilkan oleh ibu degan status gizi yang baik kaya akan vitamin A dan merupakan sumber terbaik untuk bayi (WHO, 1998).  Oleh karena itu, ibu dianjurkan untuk menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama postpartum. Konsentrasi vitamin A dalam ASI tertinggi adalah dalam 21 hari pertama pasca persalinan, yaitu, pada kolostrum dalam 4-6 hari pertama dan pada susu transisi dalam 7-21 hari ke depan (Newman V. 1993). Di negara industri, konsentrasi vitamin A biasanya tetap stabil selama sisa laktasi (Stoltzfus R, Underwood BA. 1995).
Di daerah di mana kekurangan vitamin A umum terjadi, ibu dapat menghasilkan ASI
dengan konsentrasi vitamin A lebih rendah (
Newman V. 1993). Namun, jika seorang ibu tidak dapat memenuhi kebutuhan vitamin A yang meningkat selama menyusui melalui diet, tubuhnya akan mencoba untuk mengkompensasi rendahnya tingkat vitamin A dalam ASI dengan membongkar cadangan vitamin A di hati (Allen LH, Haskell M. 2001) Vitamin A berperan penting dalam penglihatan, pertumbuhan dan perkembangan fisik, dan fungsi kekebalan tubuh, dan defisiensi vitamin A meningkatkan risiko buta senja dan kondisi mata lainnya seperti xerophthalmia (Sommer A, West KP Jr. 1996), terutama pada saat tingkat penyakit menular yang tinggi dan / atau selama musim sumber makanan kaya vitamin A yang langka (Underwood BA. 1998).
Terdapat perbedaan hasil penelitian efek sederhana pada retinol ASI dan rendahnya efek pada retinol serum ibu dan bayi antara wanita Indonesia dan Bangladesh. Di Indonesia (Stoltzfus et al. 1993), dosis tunggal 300 000 IU diberikan 1-3 minggu postpartum mampu meningkatkan serum retinol ibu dan retinol ASI, dan simpanan bayi hingga 6 bulan. Di Bangladesh (Rice et al. 1999), dosis tunggal vitamin A 200 000 IU pada postpartum tidak memiliki efek pada serum retinol ibu, tetapi memiliki efek menguntungkan pada MRDR ibu dan retinol ASI, yang diikuti oleh efek pada serum retinol dan MRDR bayi pada usia 6 bulan. Sedangkan penelitian dari Zimbabwe Pemberian vitamin A 400 000 IU kepada ibu dalam 96 jam postpartum tampaknya meningkatkan serum retinol antara ibu tidak terinfeksi HIV (Malaba et al. 2005).
Pemberian vitamin A dosis 400 IU 000 pada postpartum yang diberikan sekaligus, gagal untuk meningkatkan kadar serum retinol ibu, namun sedikit meningkat konsentrasi retinol ASI. Namun, hal ini tidak diikuti oleh efek pada status serum retinol bayi. Melengkapi bayi dengan pemberian vitamin A 100 000 IU pada minggu ke 14 mampu meningkatkan deposit vitamin A yang diukur dengan tes MRDR, tetapi tidak memiliki efek pada serum retinol bayi (Ross, 2002 dalam Ayah, RA et al, 2007)
Berdasarkan Guidelines WHO  terbaru (2011) menyatakan bahwa suplementasi vitamin A pada wanita postpartum tidak direkomendasikan sebagai intervensi kesehatan masyarakat untuk pencegahan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi (rekomendasi kuat). Bukti yang tersedia dinilai rendah atau sangat rendah. Wanita pasca melahirkan harus didorong untuk menerima nutrisi yang cukup, yang terbaik dicapai melalui konsumsi diet sehat dan seimbang, mengacu pada pedoman makan sehat selama menyusui (WHO Regional Office for Europe. 2001).
Asupan makanan ibu merupakan faktor penentu penting dari konsentrasi vitamin A pada ASI dan status vitamin A seorang bayi (Newman V. 1993 dan Haskell MJ. 1999). Program seperti suplementasi ibu nifas, diversifikasi makanan dan fortifikasi makanan dengan vitamin A telah digunakan untuk meningkatkan status vitamin A ibu nifas dan untuk meningkatkan kandungan vitamin A ASI (Stolzfus RJ, Humphrey JH. 2002) Ini melindungi cadangan vitamin A pada perempuan menyusui, selama ada masalah asupan vitamin A rendah pada ASI (Miller M et al. 1999). Suplemen vitamin A sebagian besar ditoleransi dengan baik oleh ibu nifas (Liff PJ et al. 1999); Namun, suplemen ibu dengan dosis tinggi (lebih dari 500.000 IU) dapat memiliki efek samping seperti mual, sakit kepala, muntah, demam, peningkatan tekanan cairan serebrospinal, penglihatan kabur, mengantuk dan kurangnya koordinasi otot (Bauernfeind JC. 1980). Namun, gejala-gejala ini umumnya bersifat sementara tanpa efek jangka panjang yang merugikan (Underwood BA. 1984).
Top of Form
Mikronutrien atau dosis rendah vitamin A dimulai setiap saat selama periode postpartum (dalam waktu 24 jam dari melahirkan sampai 6 minggu setelah melahirkan). Penelitian pada ibu yang berpenghasilan rendah di India, Bangladesh, Indonesia, Tanzania, Gambia, Zimbabwe, Kenya, Ghana, dan Peru. Perempuan cenderung memiliki vitamin A level rendah serta status gizi rendah. Studi 1 mempelajari kematian ibu postpartum dievaluasi pada 12 bulan dan melaporkan tidak ada efek signifikan pemberian 400 000 IU vitamin A dalam waktu 24-96 jam melahirkan (rasio hazard (HR) 1,11, 95% confidence interval (CI) 0,81-1,51). Hanya satu studi yang dinilai efek samping dan tidak menemukan perbedaan dalam kejadian muntah dalam waktu 30 jam dari pemberian dosis tunggal 400 000 IU vitamin A atau placebo (Rasio risiko (RR) 0,33, 95% CI 0,03-3,14). Empat percobaan melaporkan tidak ada perbedaan secara keseluruhan di kematian bayi setelah suplementasi vitamin A dibandingkan dengan plasebo (RR1,14, 95% CI 0,84-1,57) (WHO, 2011).

D.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kebijakan pemberian suplementasi vitamin A sebagai bagian dari intervensi kesehatan masyarakat untuk pencegahan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi hendaknya dikaji ulang mengingat hasil konsensus terbaru yang dikeluarkan melalui guidelines WHO tentang pemberian suplementasi vitamin A pada wanita post partum memiliki bukti yang lemah/sangat lemah.
2.    Wanita post partum lebih diarahkan untuk mengkonsumsi makanan dengan diit seimbang untuk ibu menyusui
3.    Dalam membuat kebijakan harus berdasarkan konsekuensi penting terkait peningkatan status vitamin A pada bayi dan ibu nifas, manfaat maternal (morbiditas dan mortalitas), keamanan serta efektifitas biaya (Cost Effectiveness)





DAFTAR PUSTAKA

Ayah, RA et al, 2007. The effects of maternal and infant vitamin A supplementation on vitamin A status: a randomised trial in Kenya. British Journal of Nutrition (2007), 98, 422–430

WHO. 2009. Global prevalence of vitamin A deficiency in populations at risk 1995–2005. WHO Global Database on Vitamin A Deficiency. Geneva, World Health Organization
(http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241598019_eng.pdf, accessed 27 May 2011).

Gogia S and Sachdev HS. 2010. Maternal postpartum vitamin A supplementation for the prevention of mortality and morbidity in infancy: a systematic review of randomized controlled trials. International Journal of Epidemiology 2010;39:1217–1226

Christian, Parul. 2010. Commentary: Postpartum vitamin A supplementation and infant mortality. International Journal of Epidemiology 2010;39:1227–1228

Gogia S and Sachdev HS. 2010. Response to the commentary: Postpartum vitamin A supplementation and infant mortality.  International Journal of Epidemiology 2010;39:1394–1401

Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. 2001. Vitamin A. In: Dietary reference intakes for vitamin A, vitamin K, arsenic, boron, chromium, copper, iodine, iron, manganese, molybdenum, nickel, silicon, vanadium,and zinc. Washington, DC, National Academy Press:82–146.

WHO, FAO. 2004. Vitamin and mineral requirements in human nutrition, 2nd ed. Geneva, World Health Organization
(http://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/9241546123/en/index.html, accessed 25 May2011).

WHO, 1998. Micronutrient Initiative. Safe vitamin A dosage during pregnancy and lactation. Recommendations and report of a consultation. Geneva, World Health Organization
(http://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/vitamin_a_deficieny/WHO_NUT_98.4/en/index.html, accessed 27 May 2011).

Newman V. 1993. Vitamin A and breastfeeding: a comparison of data from developed and developing countries. San Diego, Wellstart International.

Stoltzfus R, Underwood BA. 1995. Breastmilk vitamin A as an indicator of vitamin A status of women and infants. Bulletin of the World Health Organization, 59(suppl):517S–24S
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2486808/pdf/bullwho00409-0137.pdf, accessed May 2011)

Allen LH, Haskell M. 2001. Vitamin A requirements of infants under six months of age. Food and Nutrition Bulletin, 22:214–234.

Sommer A, West KP Jr. 1996. Vitamin A deficiency: health, survival and vision. New York, Oxford University Press,

Underwood BA. 1998. Prevention of vitamin A deficiency. In: Howson C, Kennedy E, Horwitz A, eds. Prevention of micronutrient deficiencies: tools for policy makers and public health workers. Washington, DC, National Academy Press :103–166.

WHO. 2011. Guideline: Vitamin A supplementation in postpartum women. World Health
Organization.

Rice AL, Stoltzfus RJ, de Francisco A, Chakraborty J, Kjolhede CL & Wahed MA (1999) Maternal vitamin A or beta-carotene supplementation in lactating Bangladeshi women benefits mothers and infants but does not prevent subclinical deficiency. J Nutr 129, 356–365.

Ross DA (2002) Recommendations for vitamin A supplementation. J Nutr 132, Suppl., 2902S–2906S.

Stoltzfus RJ, Hakimi M, Miller KW, et al. (1993) High dose vitamin A supplementation of breast-feeding Indonesian mothers: effects on the vitamin A status of mother and infant. J Nutr 123, 666–675.

Malaba LC, Iliff PJ, Nathoo KJ, et al. (2005) Effect of postpartum maternal or neonatal vitamin A supplementation on infant mortality among infants born to HIV-negative mothers in Zimbabwe. Am J Clin Nutr 81, 454–460.

WHO Regional Office for Europe. 2001. Healthy eating during pregnancy and breastfeeding. Copenhagen, WHO Regional Office for Europe, (http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0020/120296/E73182.pdf, accessed 27 May 2011).

Haskell MJ, Brown KH. 1999 Maternal vitamin A nutriture and the vitamin A content of human milk. Journal of Mammary Gland Biology and Neoplasia, 4:243–257.

Stolzfus RJ, Humphrey JH. 2002. Vitamin A and the nursing mother-infant dyad: evidence for intervention. Advances in Experimental Medicine and Biology, , 503:39–47.

Miller M et al. Why do children become vitamin A deficient? Journal of Nutrition, 2002, 132:2867S–2880S.

Iliff PJ et al. Tolerance of large doses of vitamin A given to mothers and their babies shortly after delivery. Nutrition Research, 1999, 19:1437–1446.

Bauernfeind JC. The safe use of vitamin A: a report of the International Vitamin A Consultative Group (IVACG). New York, Nutrition Foundation, 1980.

Underwood BA. Vitamin A in animal and human nutrition. In: Sporn MB, Roberts AB, Goodman DS, eds. The retinoids. Vol 1. New York, Academic Press, 1984:281–392.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar